Setiap industri dengan lingkungan kerja
yang kompleks tentunya tidak dapat terhindarkan dari segala bentuk risiko
bahaya, baik disebabkan bencana alam atau kegiatan manusia. Hal ini dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terganggunya kestabilan keamanan,
keselamatan, dan kesehatan kerja.
Kondisi inilah yang pada akhirnya akan
berdampak pada munculnya situasi yang tidak normal (keadaan darurat). Untuk
itu, dalam rangka meminimalisasi kerugian, baik materi maupun nonmateri, maka
diperlukan adanya langkah pencegahan dan pengendalian bahaya. Salah satunya
dengan membuat perencanaan tanggap darurat. Sistem konkret ini merupakan bentuk
persiapan awal dalam rangka menghadapi keadaan darurat.
Perusahaan harus memiliki prosedur untuk
menghadapi keadaan darurat atau bencana, yang diuji secara berkala untuk
mengetahui keandalan pada saat kejadian yang sebenarnya. − PERMENAKER
No. PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
Persiapan keadaan darurat merupakan
tanggung jawab semua tenaga kerja. Perencanaan dan persiapan keadaan darurat,
tidak bisa terlepas dari peran manajemen puncak dalam perencanaan dan penetapan
kebijakan dan komitmen tinggi dalam mencegah dan menanggulangi keadaan darurat.
Dengan membuat perencanaan tanggap darurat, maka secara tidak langsung
perusahaan telah terlibat aktif dan peduli pada terciptanya stabilitas keamanan
dan keselamatan kerja perusahaan.
1. Apa yang dimaksud dengan keadaan darurat?
Keadaan
darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang
berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau
mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan
ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat
ditekan sekecil mungkin. Contoh keadaan darurat meliputi:
1. bencana alam banjir gempa bumi , badai , gunung meletus dll
2. kebakaran
3. kebocoran gas beracun
4. tumpahan bahan kimia
5. ledakan tangki , bin silo
2. Bagaimana cara melindungi diri sendiri,
karyawan dan kegiatan bisnis saat terjadi keadaan darurat?
Cara terbaik adalah dengan membuat
perencanaan tanggap darurat sebagai langkah persiapan dan penanggulangan
keadaan darurat. Hanya sedikit orang yang dapat berpikir secara jernih dan
logis saat keadaan darurat terjadi, maka sangat penting bagi manajemen dan
seluruh pekerja untuk merencanakan dan menerapkan prosedur tanggap darurat di
perusahaan.
Dapat Anda bayangkan jika Anda sebagai
pengusaha menjalankan sebuah bisnis dan tidak memiliki perencanaan tanggap
darurat, hal ini terlalu berisiko jika Anda kehilangan segalanya hanya dalam
semalam.
3. Apa itu perencanaan tanggap darurat?
Perencanaan atau rencana tanggap darurat
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan tim manajemen dan pekerja yang
bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang
di tempat kerja mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat.
Tujuan perencanaan tanggap darurat ini
adalah untuk membimbing setiap individu yang berada pada situasi kecelakaan
atau keadaan darurat guna mencegah atau meminimalkan cedera, kerusakan aset
serta kerugian material. Dapat juga mencegah atau meminimalkan dampak
lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan darurat tersebut.
4. Hal apa saja yang harus ada dalam
perencanaan tanggap darurat?
Ketika Anda mengembangkan perencanaan
tanggap darurat di perusahaan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah
mengidentifikasi potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di tempat kerja, yang
dapat menimbulkan keadaan darurat. Jika Anda memiliki lebih dari satu area
kerja dengan kegiatan berbeda-beda, maka setiap lokasi harus memiliki rencana
tanggap darurat.
Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat
minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Prosedur
pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya
- Kebijakan
dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi (floor
warden) di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana evakuasi lainnya.
- Skema
atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan
darurat
- Prosedur
tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat,
dan pasca kejadian. Prosedur juga mencakup pembahasan tentang
peralatan darurat, peralatan pemadam kebakaran, alarm, peralatan P3K,
hingga prosedur emergency shutdown. Sistem emergency
shutdown adalah suatu sistem yang digunakan dalam industri
perminyakan sebagai sistem pelindung (safety) dari bahaya-bahaya seperti
kebakaran, dan tekanan berlebih yang dapat menyebabkan ledakan. Biasanya
sistem ini beroperasi apabila keadaan darurat dengan mematikan sistem
proses.
- Susunan
tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k, dan
petugas lain yang diperlukan.
Penentuan lokasi tempat berkumpul (assembly
point) dan prosedur pelaporan yang menyatakan bahwa semua pekerja sudah
dievakuasi juga perlu dipertimbangkan.
5. Bagaimana cara memberitahu atau
mengingatkan pekerja dan penghuni bangunan lain saat terjadi keadaan darurat?
Perencanaan tanggap darurat yang dibuat
harus mencakup cara memperingatkan atau memberitahu seluruh pekerja, tamu dan
pihak yang berada di dalam gedung tentang terjadinya keadaan darurat.
Langkah-langkah yang sebaiknya Anda lakukan antara lain:
- Memasang
alarm sebagai tanda terjadinya keadaan darurat dan pastikan seluruh
pekerja mengetahui sinyal alarm keadaan darurat
- Merancang
sistem komunikasi darurat untuk menyampaikan informasi keadaan darurat dan
menghindari kesimpangsiuran informasi
- Memastikan
bahwa alarm dapat didengar dan kotak alarm dalam keadaan baik dan
lokasinya bebas hambatan. Pastikan pekerja yang menemukan keadaan darurat
harus membunyikan alarm.
6. Apa saja langkah dalam menyiapkan
perencanaan tanggap darurat?
Menyiapkan perencanaan tanggap darurat
harus disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan yang ada di tempat kerja Anda.
Secara umum, langkah-langkah menyiapkan rencana tanggap darurat terbagi menjadi
lima, diantaranya:
- Identifikasi
bahaya yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat −
Anda harus mengidentifikasi secara spesifik akan potensi bahaya
berdasarkan tipe kegiatannya. Sebagai contoh, jika Anda bekerja di
perkantoran, maka kebakaran merupakan potensi risiko yang bisa terjadi.
- Langkah-langkah
pencegahan − Tindakan pencegahan harus
dirancang secara detail dan jelas untuk setiap jenis potensi bahaya.
Misalnya membuat langkah pencegahan kebakaran, ledakan, atau tumpahan
bahan kimia.
- Perencanaan
tanggap darurat − Perusahaan harus menentukan
satu atau lebih perencanaan darurat yang didasarkan pada kompleksitas
serta kebutuhan. Pastikan semua pekerja mengetahui perencanaan tanggap
darurat ini. Penting bagi mereka untuk mengetahui tindakan pencegahan dan
apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat terjadi.
- Pelatihan
dan uji coba − Perusahaan harus melatih para
pekerjanya tentang langkah-langkah pencegahan dan perencanaan tanggap
darurat. Pelatihan secara berkala harus dilakukan untuk memastikan pekerja
melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan darurat yang ditetapkan.
- Evaluasi
dan perbaikan − Anda harus memperhitungkan
kesenjangan antara perencanaan tanggap darurat dan hasil uji coba yang
telah dilakukan. Bila dalam perencanaan tanggap darurat masih terdapat
kekurangan atau tidak sesuai yang diharapkan, maka perbaikan dalam
perencanaan tanggap darurat perlu dilakukan.
7. Bagaimana cara membuat prosedur dan
menentukan jalur evakuasi?
Sebuah prosedur evakuasi yang tidak jelas
dapat menimbulkan kebingungan, cedera, dan kerusakan aset perusahaan. Itulah
sebabnya ketika mengembangkan perencanaan tanggap darurat, penting bagi Anda
untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
- Menentukan
kondisi apa saja yang memerlukan evakuasi
- Menentukan
tim evakuasi / floor warden (kapten lantai) untuk membantu
proses evakuasi berjalan lancar dan aman
- Prosedur
evakuasi yang jelas dan rinci, termasuk penentuan jalur dan jalan
keluar menuju tempat berkumpul. Jalur evakuasi harus mudah dipahami, tidak
rumit, dan mudah diakses. Jalur evakuasi yang digunakan harus memuat tanda
petunjuk arah keluar dan dilengkapi
sarana pendukung lainnya.
- Prosedur
evakuasi harus membantu penyandang disabilitas
- Mempertimbangkan
kebutuhan transportasi untuk evakuasi banyak pekerja.
8. Apa peran koordinator tanggap darurat
dan tim evakuasi dalam keadaan darurat?
Ketika menyusun perencanaan tanggap
darurat, Anda mungkin memilih individu yang bertanggung jawab untuk memimpin
dan mengkoordinasikan rencana tanggap darurat dan evakuasi. Sangat penting bagi
pekerja untuk mengetahui siapa yang menjadi koordinator dan memahami bahwa
petugas tersebut memiliki wewenang untuk membuat keputusan selama keadaan
darurat.
Koodinator rencana tanggap darurat
bertanggung jawab untuk:
- Menilai
situasi untuk menentukan apakah keadaan darurat membutuhkan aktivasi
prosedur darurat
- Mengawasi
semua upaya penanggulangan keadaan darurat di seluruh area, termasuk
kegiatan evakuasi
- Mengkoordinasikan
layanan darurat dengan pihak luar, seperti bantuan medis dan departemen
pemadam kebakaran setempat dan memastikan bahwa mereka tersedia dan
diberitahu bila diperlukan
- Mengarahkan
penutupan operasional pabrik apabila diperlukan.
Selain koordinator rencana tanggap
darurat, mungkin Anda juga perlu menentukan tim evakuasi atau floor warden untuk
membantu evakuasi para pekerja, tamu dan pihak lain yang ada di lingkungan
perusahaan ke tempat yang lebih aman (assembly point). Umumnya, setiap
satu floor warden (kapten lantai) disediakan untuk mengevakuasi 20
orang dan mereka harus selalu siap setiap saat selama jam kerja. Pastikan
kapten lantai memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam proses evakuasi.
9. Pertolongan medis seperti apa yang
harus dipersiapkan saat keadaan darurat?
Jika perusahaan Anda tidak memiliki
program kesehatan formal, Anda tetap perlu merancang cara-cara untuk memberikan
pelayanan medis dan pertolongan pertama saat keadaan darurat terjadi. Jika
fasilitas medis tersedia dekat tempat kerja Anda (pihak ketiga di luar
perusahaan), Anda dapat bekerja sama dengan mereka untuk menangani kasus-kasus
darurat.
Bila hal tersebut tidak memungkinkan,
pastikan pekerja yang Anda tunjuk sebagai tim P3K telah melakukan pelatihan P3K
yang memadai. Konsultasikan dengan ahli P3K atau petugas medis tentang sarana
dan prasarana P3K apa saja yang sebaiknya ada di lingkungan perusahaan untuk
persiapan keadaan darurat.
10. Jenis pelatihan tanggap darurat
seperti apa yang dibutuhkan pekerja? Seberapa sering pelatihan diberikan?
Perencanaan dan penyusunan program
pelatihan merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan ke depannya. Pertama,
Anda harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Untuk menentukan kebutuhan
pelatihan, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan antara lain ukuran
tempat kerja, jumlah tenaga kerja, aktivitas kerja, material yang ditangani,
dan ketersediaan sumber daya di dalam atau di luar tempat kerja.
Umumnya, pelatihan tanggap darurat bagi
pekerja mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Peran
dan tanggung jawab individu/ pekerja yang ditunjuk jadi tim tanggap
darurat
- Ancaman,
bahaya, dan tindakan protektif yang harus dilakukan
- Prosedur
pemberitahuan, peringatan, dan komunikasi
- Prosedur
tanggap darurat
- Prosedur
evakuasi
- Lokasi
dan penggunaan alat pemadam kebakaran, kotak alarm, pintu darurat, alat
bantu pernapasan, tempat membilas mata, dan semua peralatan darurat lain
- Prosedur emergency
shutdown.
Anda juga bisa menambahkan pelatihan
pertolongan pertama, termasuk resusitasi jantung paru, tindakan pertolongan
pada gangguan kesadaran, gangguan pernapasan, syok dan pingsan, keracunan, dll.
Setelah semua pekerja mendapatkan
pelatihan tanggap darurat yang memadai, Anda bisa mengadakan pelatihan secara
berkala tergantung besaran risiko yang ada di perusahaan Anda. Melalui
pelatihan tersebut, Anda dapat mengukur efektivitas rencana tanggap darurat
yang telah Anda buat dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
Seluruh prosedur tanggap darurat mencakup
pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat hingga pasca kejadian harus
dikomunikasikan penuh dan dipahami oleh seluruh pekerja sehingga dapat
diperoleh pencapaian kondisi terkendali dan aman. Bagaimana dengan perencanaan
tanggap darurat di perusahaan Anda, sobat pro safety?
Semoga Bermanfaat, Salam Safety!
Sumber: www.SafetySign.co.id